Kisah yang terkenal dalam dunia Islam adalah kisahnya Nabi Khidir dan Nabi Musa as. Kala itu, Nabi Musa as agak terlupa bahwa di dunia ini masih ada banyak orang yang melebihi dia.
Maka didatangkanlah Nabi Khidir as.
Nabi Khidir as (ilustrasi) |
Pada akhirnya, Nabi Musa as berguru kepada Nabi Khidir as dengan syarat harus bersabar ketika bersamanya dengan beliau. Namun apa yang terjadi, seorang nabi saja tak mampu memegang sifat sabar seperti Nabi Khidir as.
Sungguh hebat, Nabi Musa as akhirnya tak jadi berguru kepada Nabi Khidir as karena tidak kuasa menahan sepak terjang Nabi Khidir as yang telah dianggapnya tidak berperikemanusiaan.
Ada satu kisah lagi yang hebat, ketika Nabi Khidir menyadarkan seorang raja yang angkuh, hingga akhirnya raja tersebut menjadi manusia insan kamil yang disegani.
Bagaimana kisahnya?
Berikut Kisahnya
Kisah ini bersumber pada kitab Tazkirat Al Aulia, sebuah kitab hasil karya dari Syeikh Farid Ad Din Attar.
Dahulu kala sebelum Ibrahim bin Adham menjadi ulama sufi yang terkenal, beliau adalah seorang raja yang sangat luas kekuasaannya dan hingga tiba pertemuannya dengan Nabi Khidir as.
Dikisahkan pada suatu hari seperti biasanya, Ibrahim bin Adham berada di atas singgasananya, guna mendengarkan keluh kesah rakyatnya.
Namun, pada hari itu, lain dari biasanya karena para menteri dan rakyat melihat perubahan yang terjadi secara tiba-tiba pada diri raja mereka.
Perubahan terjadi karena ada seseorang yang misterius masuk ke pertemuan tersebut. Wajahnya begitu menakutkan sehingga tak ada seorang pun yang berani menegur dan menyakan keperluannya.
Dialog Nabi Khidir dan Ibrahim bin Adham
Kejadiannya begitu cepat dan tak ada yang berani mencegahnya untuk masuk pertemuan negara tersebut. Lelaki misterius tersebut kemudian langsung menghadap Raja Ibrahim bin Adham.
"Apakah yang engkau inginkan?" tanya Ibrahim.
"Aku baru saja sampai, berilah istirahat sejenak," jawab lelaki misterius itu.
"Wahai orang asing, ini bukanlah tempat persinggahan kafilah. Ini istanaku. Perilakumu itu seperti orang gila saja," cerca Ibrahim dengan nada tinggi.
Akan tetapi lelaki misterius itu tak mau tinggal diam. Ia malah balik bertanya,
"Siapa pemilik istana ini sebelum engkau?"
"Ayahku," jawab Ibrahim.
"Sebelum ayahmu?" tanya lelaki misterius itu lagi.
"Kakekku," jawab Ibrahim kesal.
"Sebelum kakekmu siapa pemiliknya?" tanya lelaki misterius itu.
"Ini warisan dari keluarga kakekku," jawab Ibrahim dengan nada emosi.
"Kemanakah mereka sekarang ini?" tanya lelaki misterius yang tak menunjukkan rasa takut sama sekali.
"Mereka telah meninggal dunia," jawab Ibrahim.
"Jika demikian, tidakkah ini sebuah persinggahan yang diduduki oleh seseorang kemudian ditinggalkannya dan diganti oleh yang lain pula?" jelas lelaki misterius tersebut.
Mendengar penjelasan tersebut, Ibrahim bin Adham tersentak kaget.
Namun sebelum Ibrahim sempat menjawab, lelaki misterius itu mundur ke belakang dan tiba-tiba saja gaib menghilang di tengah kerumunan orang-orang.
Ibrahim tak menyadari bahwa lelaki misterius tersebut adalah Nabi Khidir as karena pada pertemuan selanjutnya Nabi Khidir as mengakuinya.
Wallahu A'lam...
0 comments:
Post a Comment