Wednesday, January 30, 2019



Baru saja saya merampungkan membaca bab kedua dari buku “Dengarkan Suara hati” karya ‘Amru Khalid. Di sana saya temui sebuah kisah yang sangat menyentuh hati tentang keistiqomahan seorang sahabat Rasulullah dalam menjalankan agamanya.Namanya adalah Abdullah Dzul Bajadain (artinya: yang memiliki dua potong kain), itu merupakan nama pemberian Rasulullah. Namanya yang sebenarnya adalah Abdul Uza al Mazani. Ia berasal dari sebuah kabilah Mazaniah yang terletak di antara Mekah dan Madinah.

Baca Selengkapnya...

Kisah Islami: Pemuda yang Memiliki Dua Potong Kain, Abdullah Dzul Bajadain

Baru saja saya merampungkan membaca bab kedua dari buku “Dengarkan Suara hati” karya ‘Amru Khalid. Di sana saya temui sebuah kisah yang sang...

Jalan sehat yang rencananya digelar pada Sabtu 2 Februari 2019 mendatang turut disertai dengan deklarasi para alumni SMA se-Jakarta kepada pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
BERITA TERKAIT
Hasil Survei Puskaptis Mirip Internal BPN Prabowo-Sandi, Februari Ungguli Paslon 01
Survei Puskaptis: Elektabilitas Jokowi-Maruf Masih Rawan
Alumni SMA Seluruh Bogor Segera Deklarasi Dukungan Untuk Prabowo Sandi

Para alumni SMA yang terhimpun dalam Jasma Padi itu sudah mengadakan rapat pada, Kamis Malam 24 Januari lalu di Seknas Prabowo-Sandi, Menteng, Jakarta.

Baca Selengkapnya >>>

Lewat Jalan Sehat, Prabowo-Sandi Dapat Dukungan Alumni SMA Se-Jakarta

Jalan sehat yang rencananya digelar pada Sabtu 2 Februari 2019 mendatang turut disertai dengan deklarasi para alumni SMA se-Jakarta kepada p...

Kabar Duka Datang dari Rocky Gerung saat Jadi Narasumber ILC TVOne...

Pengamat politik, Rocky Gerung, menjadi satu di antara narasumber program diskusi Indonesia Lawyers Club (ILC) TVOne edisi, Selasa 29 Januari 2019 malam, yang mengangkat tema "Ustadz Ba'asyir: Bebaaas...Tidaak".

Kali ini Rocky Gerung tidak hadir langsung di meja ILC TVOne, melainkan via video call.
Baca selengkapnya >>>

Kabar Duka Datang dari Rocky Gerung saat Jadi Narasumber ILC TVOne

Kabar Duka Datang dari Rocky Gerung saat Jadi Narasumber ILC TVOne... Pengamat politik, Rocky Gerung, menjadi satu di antara narasumber prog...

Kader PSI, Mohamad Guntur Romli ternyata pernah menuliskan cuitan yang menyebut kitab suci adalah fiksi yang diyakini di tahun 2010.

“Kitab Suci: fiksi yang diyakini”, tulis akun twitter @GunRomli pada 22 Oktober 2010 silam.

Meski kini dirinya telah menghapus cuitan tersebut. Namun, jejak digital soal cuitan Mohamad Guntur Romli masih terekam di mesin pencarian google.

Hal ini kembali menjadi perbincangan netizen setelah kabar pemanggilan pengamat politik Rocky Gerung oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. Rocky Gerung akan diperiksa sebagai terlapor atas pernyataannya dalam program diskusi Indonesia Lawyers Club (ILC) tanggal 10 April 2018 yang menyebutkan bahwa kitab suci adalah fiksi...


Pak Pol, Pak Pol, Ini Guntur Romli Juga Pernah Bercuit: Kitab Suci Fiksi Yang Diyakini…

Kader PSI, Mohamad Guntur Romli ternyata pernah menuliskan cuitan yang menyebut kitab suci adalah fiksi yang diyakini di tahun 2010. “Kitab ...

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), menggelar Rakornas Satpol PP dan Satlinmas dalam Penyelenggaraan Trantibumlinmas untuk mendukung Pemilu 2019 di Hotel Mercure Ancol Jakarta Utara, rabu (30/1). Pesertanya pimpinan Satpol PP seluruh Indonesia.


Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, Rakornas Satpol PP dan Satlinmas merupakan konsolidasi pimpinan Satpol PP untuk dapat membantu mengamankan Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang berada di setiap daerah.

Selain Mengawal TPS, Tjahjo Minta Satpol PP Ikut Kampanyekan Jokowi

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), menggelar Rakornas Satpol PP dan Satlinmas dalam Penyelenggaraan Trantibumlinmas untuk mendukung Pemi...

Wednesday, January 23, 2019



Suatu ketika Malik bin Dinar berjalan-jalan di Kota Bashrah dengan sahabatnya Abu Sulaiman (Ja’far). Mereka bertemu dengan seorang pemuda tampan yang sedang mempersiapkan pembangunan sebuah gedung. Ia tampak memberikan perintah kepada tukang-tukangnya untuk mengerjakan ini dan itu. Malik bin Dinar berkata kepada Abu Sulaiman, “Lihatlah pemuda itu, alangkah tampan wajahnya, betapa rajinnya ia mengatur pembangunan itu. Aku ingin berdoa semoga Allah menyelamatkan pemuda itu, dan menjadikannya pemuda ahli surga!!”

Kemudian mereka berdua menghampiri pemuda itu, dan mereka mengucap salam. Walau pemuda itu tidak mengenalnya secara khusus sebagai seorang ulama tasauf, tetapi ia bisa merasakan ‘aura’ kewibawaannya. Pemuda itu menjawab salamnya dan menyambutnya dengan ramah dan santun sambil menanyakan maksud kedatangannya. Malik bin Dinar berkata, “Berapakah perkiraan biaya yang engkau keluarkan untuk membangun gedung ini?”

Pemuda itu berkata, “Seratus ribu dirham!!”

Malik bin Dinar berkata, “Aku ingin memberikan penawaran kepadamu, serahkanlah seratus ribu dirham itu kepadaku, dan aku akan menempatkannya pada tempat yang seharusnya. Sebagai gantinya, aku akan menjamin bagimu di sisi Allah, sebuah gedung yang lebih indah daripada ini, lengkap dengan pelayan-pelayannya, kubah-kubahnya, kemah-kemahnya dari yaqut merah bertaburkan permata, tanahnya za’faran, semen (perekat)-nya misik, jauh lebih besar dan lebih luas dari rencana gedungmu itu, dan tidak akan rusak selamanya. Karena gedung itu terbangun dengan kalimat Allah ‘Kun’, maka terjadilah gedung itu!!”

Sebuah penawaran yang sangat tidak masuk akal, tetapi tampaknya merasuk dalam pikiran pemuda itu. Apalagi ada ‘hawa’ kesalehan dan ketulusan dalam ucapan Malik bin Dinar itu. Pemuda itu tampak tercenung sebentar, kemudian ia berkata, “Berilah aku waktu semalam untuk memikirkannya, dan esok pagi sekali hendaknya tuan datang kembali ke sini!!”

“Baiklah!!” Kata Malik bin Dinar.

Semalaman itu Malik bin Dinar memikirkan pemuda itu, dan ketika waktu sahar (sebelum subuh, waktu yang afdhol untuk sahur) tiba, ia lebih banyak berdoa untuk pemuda tampan tersebut. Ketika matahari telah terbit, mereka berdua mendatangi pemuda tersebut, yang ternyata telah siap-siap menunggu kedatangannya. Setelah saling mengucap salam, pemuda itu berkata, “Apakah yang tuan katakan kemarin??”

Malik bin Dinar mengulangi lagi ucapannya pada hari sebelumnya, setelah itu ia berkata, “Apakah kamu sanggup melaksanakannya??”

Pemuda itu menyahut dengan cepat, “Ya!!”

Kemudian ia menyerahkan beberapa kantong uang berisi seratus ribu dirham yang telah dipersiapkannya. Ia juga telah menyiapkan selembar kertas dan dawat (tinta) beserta penanya. Malik bin Dinar langsung menulis pada kertas tersebut, “Bismillaahirrahmaanirrahiim. Ini surat jaminan dari Malik bin Dinar untuk Fulan bin Fulan. Sungguh saya (Malik bin Dinar) menjamin untukmu di sisi Allah, sebuah gedung sebagai ganti gedungmu itu, menurut sifat dan bentuk yang telah aku sebutkan sebelumnya, dan selebihnya dari itu terserah kepada Allah. Saya membeli untukmu dengan uangmu ini, sebuah gedung di surga yang lebih luas dan lebih indah daripada gedungmu itu, di bawah naungan yang sejuk, di sisi Tuhan Yang Maha Agung..!!”

Surat itu dilipat dan diserahkan kepada pemuda itu, kemudian Malik bin Dinar dan Abu Sulaiman memikul uang itu, berjalan berkeliling Kota Bashrah membagi-bagikan uang itu kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkannya. Sore harinya, ketika tidak ada lagi dari mereka yang memerlukan uang itu, tersisa beberapa dirham yang hanya cukup untuk membeli makan malam sederhana bagi mereka berdua.

Empatpuluh hari kemudian, usai shalat subuh di mihrabnya, Malik bin Dinar menemukan sebuah kertas terlipat. Setelah ia membukanya, terdapat tulisan yang tidak ditulis dengan dawat (tinta), “Ini bukti kekebasan dari Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Bijaksana kepada Malik bin Dinar, dan Kami akan menepati jaminannya kepada pemuda itu, dengan gedung yang tujuhpuluh kali lipatnya dari apa yang ia sifatkan!!”

Malik bin Dinar tercenung beberapa saat setelah membacanya, kemudian ia bergegas pergi ke rumah pemuda itu. Tampak pintunya tertutup dan terdengar tangisan di dalamnya. Salah seorang tetangga pemuda itu berkata kepada Malik, “Pemuda itu telah meninggal kemarin, dan kami telah memanggil seorang tukang memandikan ketika ia naza’ (sekarat)!!”

Malik berkata, “Dimanakah rumah tukang memandikan itu?”

Mereka mengantar Malik bin Dinar ke tempat tinggalnya. Setelah bertemu, Malik berkata kepadanya, “Coba engkau ceritakan kepadaku bagaimana keadaannya?”

Tukang memandikan itu menceritakan kalau ia datang ketika pemuda itu sedang sekarat atau naza’. Sebelum kematiannya, ia sempat berkata kepadanya, “Jika aku telah mati dan engkau telah mengkafaninya, letakkanlah surat ini di dalam kafanku!!”

Pemuda itu memberikan sebuah surat atau kertas terlipat, dan ia meletakkannya di antara tubuh dan kain kafan yang membungkusnya, kemudian ia menguburkannya. Sambil menunjukkan surat atau kertas terlipat yang ditemukan di mihrabnya subuh hari itu, Malik bin Dinar berkata, “Apakah surat ini!!”

“Benar!!” Kata tukang memandikan itu sambil terheran-heran. Ia sangat yakin dan pasti kalau telah melaksanakan wasiat pemuda itu, dan menguburkan surat itu bersama jenazahnya. Tetapi mengapa surat itu ternyata ada di tangan Malik bin Dinar? Ia berkata, “Demi Allah yang telah mematikan pemuda itu, saya telah meletakkan surat itu di antara tubuh dan kafannya, kemudian menguburkannya!!”

Malik bin Dinar tampak sangat terharu dengan cerita itu, begitu juga dengan orang-orang di sekitarnya yang memang telah mengetahui kisah ‘pertukaran’ tersebut. Salah seorang pemuda mendekati Malik bin Dinar dan berkata, “Wahai Malik, terimalah dari aku duaratus ribu dinar, dan berikan jaminan untukku seperti pemuda itu!!”

Penawaran yang diberikan pemuda ini jauh lebih banyak, daripada yang diminta pada pemuda yang telah meninggal itu. Dirham adalah uang perak, dan itupun hanya seratus ribu dirham, sedang dinar adalah uang emas, dan itu sebanyak duaratus ribu dinar. Tetapi Malik menyadari bahwa kemuliaan dan ketinggian derajad yang diterima pemuda yang telah meninggal itu bukanlah karena perannya dalam menyedekahkan uang yang sedianya akan dibuat membangun gedung itu. Tetapi lebih kepada sikap dan amalan pemuda itu sendiri dan juga kasih sayang dan kehendak Allah

Menyadari hal itu, Malik bin Dinar berkata, “Jauh, jauh sekali yang seperti itu (maksudnya tidak mungkin akan terulang lagi), terjadilah apa yang telah terjadi, yang tertinggal juga telah tertinggal, dan Allah memberikan keputusan sesuka-Nya, sesuai kehendak-Nya sendiri!!”


Dari Cinta Dunia Menjadi Ahli Surga

Suatu ketika Malik bin Dinar berjalan-jalan di Kota Bashrah dengan sahabatnya Abu Sulaiman (Ja’far). Mereka bertemu dengan seorang pemuda ta...

Sunday, January 20, 2019



Sebagaimana setiap orang bisa bahagia. Setiap orang pun bisa merasakan derita dan kesempitan jiwa. Walaupun dia seorang yang kaya lagi berkuasa. Jiwanya bisa sempit di tengah kelapangan dunia yang ia miliki. Jiwanya gelisah walaupun orang bercita-cita menjadi dirinya.

Abdurrahman an-Nashir Sang Raja Dunia

Abdurrahman an-Nashir adalah seorang raja terjaya dalam sejarah Andalusia. Di masa raja sebelumnya, Bani Umayyah di Andalusia mengalami kemunduran. Kekuasaan mereka hanya Cordoba dan sekitarnya. Abdurrahman an-Nashir membawa perubahan. Kemunduran mereka berubah menjadi kejayaan. Bani Umayyah tak hanya menguasai Iberia (Portugal dan Spanyol) tapi juga menguasai Afrika Utara yang di seberang laut itu.

Abdurrahman berani menyatakan diri sebagai khalifah kaum muslimin. Menandingi Dinasti Abbasiyah di Baghdad dan Famitiyah di Kairo. Ia bangun kota yang indah. Sebuah kota modern yang dinamai Madinah az-Zahra yang puing-puingnya masih bisa kita saksikan sekarang. Gelar an-Nashir (sang pemenang) pun ditempelkan di belakang namanya. Dia adalah Abdurrahman bin bin Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin al-Hakam bin ar-Rabadhi bin Abdurrahman ad-Dakhil. Seorang putra terbaik Bani Umayyah.

Abdurrahman lahir sekitar tahun 277 H. Ayahnya terbunuh pada tahun tersebut. Hanya 21 hari setelah kelahirannya. Abdurrahman an-Nashir adalah raja pertama Andalusia yang digelari amirul mukminin. Karena begitu banyak penaklukkan yang dilakukan di masa pemerintahannya. Ia menjadi raja saat berusia 22 tahun. Orang-orang Eropa di zamannya sangat menghormatinya. Dan para sejarawan Eropa menyebutnya raja terbaik benua biru itu.

Abdurrahman an-Nashir wafat pada Bulan Ramadhan 350 H. Masa pemerintahannya berlangsung selama 50 tahun 6 bulan 3 hari. Ia wafat pada usia 73 tahun 7 bulan.

Wasiat Tentang Dunia

Saat Abdurrahman an-Nashir wafat ditemukan tulisan tangannya yang berisi tentang nasihat dalam menjalani kehidupan. Berikut ini wasiatnya:

“Telah berlalu 50 tahun sejak aku diangkat menjadi khalifah. Aku merasakan kemakmuran, kemuliaan, dan kenikmatan. Para raja menghormatiku. Takut padaku. Dan hasad dengan apa yang kumiliki. Allah anugerahkan padaku luas kekuasaan yang dicita-citakan banyak orang. Lalu ku hitung hari-hari bahagiaku. Selama rentang waktu yang panjang ini (50 tahun menjabat khalifah) ternyata hanya 14 hari saja. Celaka. Hai orang-orang yang merenungkan hakikat dunia ini, tak ada ketulusan (pada dunia) dan betapa amat pelitnya dia terhadap seorang raja sekalipun.” (Will Durant, Qishah Al-Hadharah, Terj. Zaki Najib Mahmud dan tim. Cet Dar al-Jail Beirut. 13/283-284).(km)

Kisah Raja Dunia Yang Berbahagia Hanya 14 Hari

Sebagaimana setiap orang bisa bahagia. Setiap orang pun bisa merasakan derita dan kesempitan jiwa. Walaupun dia seorang yang kaya lagi berku...

 

Tekno Ilmu © 2015 - Blogger Templates Designed by Templateism.com, Plugins By MyBloggerLab.com