Saturday, March 31, 2018

Nabi Shaleh as hidup diantara kaum Tsamud yang gemar menyembah berhala. Beliau diutus oleh Allah SWT untuk menydarkan mereka menuju jalan kebenaran.

Kaum Tsamud tinggal di daerah yang dulu pernah ditempati oleh kaum 'Ad. Hal itulah yang membuat mereka juga memiliki keahlian bertani dan membuat bangunan yang indah seperti kaum 'Ad.

Mereka berlaku sombong dan menolak ajakan Nabi Shaleh as untuk menyembah Allah SWT. Kaum Tsamud beranggapan bahwa kepintaran dan hasil pertanian yang berlimpah, mereka peroleh dari berhala-berhala yang mereka sembah.



"Wahai Shaleh, janganlah engkau melarang kami untuk menyembah berhala. Dan kalau engkau seorang nabi, tunjukkanlah mukjizat dari Tuhanmu agar kami percaya, "kata pemimpin kaum Tsamud.

Karena merasab ditantang seperti itu, Nabi Shaleh as lantas berdoa kepada Allah SWT agar diberi mukjizat. Dan Allah SWT mengabulkan doa tersebut.

Ketika Nabi Shaleh as memukul-mukulkan tangannya ke atas batu, muncullah seekor unta yang gemuk dan sehat. Kaum Tsamud akhirnya mengakui kehebatan Nabi Shaleh as.

Namun tidak berarti mereka lantas mengikuti ajaran Nabi Shaleh as untuk menyembah Allah SWT. Hanya sebagian kecil saja dari mereka yang menyatakan ikut, sedangkan yang lainnya tetap bersikukuh menyembah berhala yang dibuatnya sendiri.

"Kalian boleh mengambil air susu unta kapanpu kalian mau. Tapi jangan sekali-kali ada yang berani menganiaya unta itu, apalagi sampai membunuhnya, "pesan Nabi Shaleh as.





Lama kelamaan banyak kaum Tsamud yang menyatakan ikut pada ajaran Nabi Shaleh as. Hal tersebut membuat pemuka kaum mereka yang tetap menyembah berhala merasa iri dan merencanakan kejahatan.

Mereka menyuruh dua orang pemuda untuk membunuh unta Nabi Shaleh as. Nabi Shaleh as yang mengetahui kalau untanya mati dibunuh menjadi marah dan berseru kepada kaum Tsamud.

"Aku sudah memberikan kebebasan kepada kalian untuk mengambil air susu unta itu sepuas-puasnya. Tapi kenapa kalian malah membunuhnya? Apakah kalian tidak takut menerima azab Allah SWT?"

Nabi Shaleh as segera mengumpulkan pengikutnya untuk mengajak meninggalkan kota itu. Dan tepat pada hari ketiga sepeninggal Nabi Shaleh as dan pengikutnya, azab dari Allah SWT berupa petir datang menyambar-nyambar, menghanguskan semua kaum Tsamud yang tidak percaya kepada Allah SWT.

Selesai.

Kisah Nabi Shaleh as - Dengan Unta Ajaib

Nabi Shaleh as hidup diantara kaum Tsamud yang gemar menyembah berhala. Beliau diutus oleh Allah SWT untuk menydarkan mereka menuju jalan ke...

Friday, March 30, 2018



Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz bin Abdullah bin Abu Bakar bin 'Aydrus bin 'Umar bin 'Aydrus bin 'Umar bin Abu Bakar bin 'Aydrus bin Husein bin As-Syekh Al Kabir Al-Qutb As-Syahir Abu Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Sayyidina Syekh Al-Imam Al-Qutb Abdurrahman As-segaf bin Syekh Muhammad Maula Ad-Dawilayh bin Syekh Ali Shohibud Dark bin Sayyidina Al-Imam Alwi Al-Ghuyur bin Sayyidina Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam muhammad bin Sayyidina Ali bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib Marbat bin Sayyidina Al-Imam Kholi Qosam bin Sayyidina Alwi bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Shohib As-Shouma’ah bin Sayyidina Al-Imam Alwi Shohib Saml bin Sayyidina Al-Imam Ubaidillah Shohibul Aradh bin Sayyidina Al-Imam Muhajir Ahmad bin Sayyidina Al-Imam Isa Ar-Rumi bin Sayyidina Al- Imam Muhammad An-Naqib bin Sayyidina Al-Imam Ali Al-Uraydhi bin Sayyidina Al-Imam Ja’far As-Shodiq bin Sayyidina Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Sayyidina Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Sayyidina Al-Imam As-Syahid Syababul Jannah Sayyidina Al-Husein. Rodiyallahu ‘Anhum Ajma’in.

Selain dikenal sebagai seorang pendidik yang ulung, beliau juga giat berdakwah menyeru orang-orang ke jalan Allah swt dan menyebarkan ilmu-ilmu syari'at. Prinsipnya dalam berdakwah, beliau tak kenal menyerah, bahkan siap mengorbankan jiwa, raga dan harta untuk meraih keridhaan Allah swt.

Habib Muhammad lahir di Misthoh, sebuah kampung kecil di pinggiran kota Tarim pada tahun 1332 H. Sedari kecil beliau telah mendapat pendidikan agama dan budi pekerti langsung dari ayahandanya, Habib Salim bin Hafidz. Wajarlah, ketika usianya tumbuh dewasa, pribadi Habib Muhammad dipenuhi budi pekerti dan sifat-sifat yang mulia.

Selain dididik sang ayah, beliau juga belajar dengan para ulama dan habaib yang ada di Hadramaut. Di antaranya Habib Ali bin Abdurrahman Al-Masyhur, Habib Abdullah bin Umar Asy-Syatiri, Habib Alwi bin Abdullah bin Syihab dan banyak lagi guru alim lainnya.
Semangat belajar yang tinggi, ditunjang dengan kecerdasan yang telah tumbuh sejak kecil, membuat Habib Muhammad tidak hanya memilih satu bidang ilmu keahlian, beliau mempelajari ilmu agama hampir secara keseluruhan, meliputi segala ilmu agama, seperti ilmu hadits, tafsir, fiqih, ushul, nahwu, balaghah, tasawuf, falaq dan lain-lain. Untuk memperoleh berbagai macam bidang ilmu itu, beliau harus sering bepergian jauh meningggalkan kampung halamannya untuk bertemu ulama-ulama yang berada di Makkah, Madinah, juga India, Pakistan dan negeri-negeri lainnya.

Selepas menimba ilmu dari banyak Alim Ulama dan dari berbagai negeri, beliau kembali ke kampong halamannya dan beliau mendirikan majelis ilmu. Habib Muhammad sangat memperhatikan bidang pendidikan . besar harapannya, adanya lembaga pendidikan akan memberikan manfaat terbaik kepada kaum muslimin dimanapun.

Maka wajarlah bila medan dakwah yang beliau kembangkan tidak hanya di sekitar Hadramaut, tapi juga ke Makkah, Madinah dan negeri-negeri terdekat, seperti Afrika, Pakistan dan lain-lain.
Agar lebih menyebar luas, beliau tidak saja berdakwah secara lisan, tapi juga bil qalam ( dengan tulisan ), dengan mengarang kitab Takmilah Zubdatul Hadits Fil Faraidh dan Al Miftah Libabin Nikah. Karena ketinggian ilmunya, beliau dipilih sebagai Mufti kota Tarim.

Sekalipun sudah menjadi orang alim, Habib Muhammad dikenal sangat menghormati guru-gurunya, memperhatikan segala perintah, dan mengutamakan hak-hak mereka ketika masih hidup maupun sudah wafat. Beliau juga selalu berbakti dan patuh terhadap orang tua, berbuat baik terhadap keluarga, memiliki sifat sabar, selal;u memberi maaf, dan apabila dimusuhi akan balas dengan kebaikan, selalu tunduk dan khusyu' kepada Allah swt, sangat tawadhu', tidak mengumbar kegembiraan dengan hal-hal bersifat duniawi. Ya, segala perangi terpuji terkumpul dalam keperibadian Habib Muhammad.

Habib Muhammad menghabiskan waktunya dengan bermacam-macam ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah swt. Beliau tidak pernah meninggalkan ibadah malam hari. Aktivitasnya dipenuhi dengan membaca Al-Qur'an, berdzikir, mengajar, menulis, ziarah, memberi fatwa ilmu dan menolong sesama. Bahkan pernah, dalam satu hari, beliau hadir dalam 16 majelis ilmu.

Habib Muhammad selalu ridha karena Allah swt, dan marah apabila hak-hak Allah swt diremehkan. Beliau pemberani, tidak takut segala rintangan yang menghalanginya dalam berdakwah. Hingga suatu waktu, beliau dipanggil oleh pemerintah pemberontak komunis di negeri itu pada bulan Dzulhijjah 1392 H. tak pernah kembali, dan sejak itulah beliau dianggap telah gugur sebagai syahid dunia dan akhirat, dalam usia 60 tahun.

Ketika itu, beliau datang bersama seorang anak berusia 9 tahun. Dengan sabar dan penuh ketabahan, ketika dipanggil ke barak, beliau berkata kepada si anak, yang tiada lain Habib Umar, "Nak, tunggulah disini, Ayah pergi sebentar. Tunggu Ayah sampai kembali." Habib Muhammad lalu melepas surban dan menyerahkannnya kepada Habib Umar.

Lama ditunggu, Habib Muhammad tak kembali. Kemudian Habib Umar masuk ke dalam barak sembari membawa surban ayah tercinta, dan bertanya kepada petugas yang berjaga. Namun tidak ada yang bisa mewmberikan jawaban yang sebenarnya, hingga ada orang yang iba melihat anak kecil itu dan kemudian membawanya pulang dan mendidiknya menjadi orang yang alim. Dialah yang dikemudian hari dikenal sebagai pemimpin Pondok Pesantren Darul Musthafa, Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz Ibnu Syekh Abu Bakar bin Salim.

Sumber : Al-Kisah No. 04 / Tahun V / 12-25 Februari 2007

Kisah Al-Habib Muhammad Bin Salim bin Hafizh

Habib Muhammad bin Salim bin Hafidz bin Abdullah bin Abu Bakar bin 'Aydrus bin 'Umar bin 'Aydrus bin 'Umar bin Abu Bakar bin...

Friday, March 23, 2018


Perang Badar merupakan perang pertama yang dilalui oleh umat Islam di Madinah. Ia merupakan isyarat betapa mulianya umat Islam yang berpegang teguh pada tali agama Allah. Kemenangan besar kaum muslimin tidak terletak pada jumlah tentara yang ikut serta tetapi terkandung dalam kekuatan iman yang tertanam disanubari mereka.

Pada bulan Ramadhan tahun 2 Hijriah, Rasulullah bersama 313 orang tentera telah keluar dari Madinah untuk menyekat angkatan perdagangan kaum Quraisy yang pulang dari negeri Syria (Syam) dalam usaha mereka hendak melemahkan persiapan tentera Quraisy Makkah untuk menyerang Madinah.

Untuk selanjutnya simak videonya dibawah ini.


(Video) Sejarah Perang Badar Bag. 1

Perang Badar merupakan perang pertama yang dilalui oleh umat Islam di Madinah. Ia merupakan isyarat betapa mulianya umat Islam yang berpegan...

 

Tekno Ilmu © 2015 - Blogger Templates Designed by Templateism.com, Plugins By MyBloggerLab.com