Tuesday, January 31, 2017

Assalamu'alaikum...
Tentunya para pembaca blog kisal islami yang budiman ini masih ingat tentang Nabi as yang mendapat perintah dari Allah SWT agar membuat kapal besar yang bisa mengangkut semua pasang makhluk hidup.

Allah SWT akan mengirimkan bala kepada orang-orang yang tidak mempercayai kerasulan Nabi Nuh as. Nabi Nuh as diutus untuk menyampaikan bahwa risalah, hanya Allah SWT saja yang patut untuk disembah.

Manusia di bumi ketika itu tidak percaya sama sekali dengan risalah Nabi Nuh as hingga Allah SWT akan mengirimkan banjir bandang ke seluruh bumi.

Ketika kapal sudah jadi, Nabi Nuh as serta pengikutnya yang hanya sedikit mulai mengumpulkan makhluk hidup sepasang demin sepasang dan dinaikkan ke atas kapal.

Tanpa disadari oleh pengikut Nabi Nuh as, ternyata di dalam rombongan tersebut ada Iblis yang turut menumpang. Hanya Nabi Nuh as yang menyadari akan kedatangan musuh Allah SWT ini.

Ketika melihat Iblis, Nabi Nuh pun berdialog dengan Iblis. Dan ternyata memang Allah SWT memiliki rencana. Di situlah Iblis membeberkan startegi untuk memperdayai manusia.





Iblis Menyusup ke Kapal Nabi Nuh as


Bersama dengan semua pengikutnya, Nabi Nuh as mulai memperhatikan satu persatu seluruh pasangan makhluk hidup yang ada di bumi dan yang sudah dinaikkan ke kapal.


Hujan mulai turun membasahi bumi. Diperhatikannya satu persatu yang hadir di kapal. Tiba-tiba saja matanya tertuju kepada seorang laki-laki tua yang tak dikenalnya.

"Siapaksh Anda?" tanya Nabi Nuh as.
"Aku adalah Iblis, "jawab lelaki tua tersebut.
"Kenapa engkau mau ikut kami?" tanya Nabi Nujh as lagi.
"Aku ke sini bukan mau ikut kapalmu maupun ingin selamat bersamamu. Tapi aku hanya ingin mengganggu hati para pengikutmu. Biarlah tubuh mereka bersamamu asalkan hati mereka bersamaku, "jawab Iblis terus terang.






Mendengar pengakuan Iblis ini, Nabi Nuh as marah dan mencoba mengusirnya.

"Keluarlah wahai musuh Allah !" bentak Nabi Nuh asa.
Namun Iblis tak menjawabnya apakah mau tetap tinggal di kapal atau keluar dari kapal. Begitulah sedikit kisah Nabi Nuh as dengan Iblis ketika naik kapal.

Kisah Kapal Nabi Nuh Disusupi Iblis

Assalamu'alaikum... Tentunya para pembaca blog kisal islami yang budiman ini masih ingat tentang Nabi as yang mendapat perintah dari All...

Saturday, January 28, 2017


Apa yang kualami saat ini berawal ketika aku masih berusia 20 tahun. Saat itu aku masih menyandang status sebagai mahasiswi. Aku mendengar tentang Islam dari beberapa temanku yang muslim.

Saat itulah pertama kali aku tahu, ada agama yang demikian. Karena rasa penasaran yang ada pada diriku, dan juga dikarenakan aku mulai mempertanyakan kebenaran agamaku, Katolik, aku mulai mempelajari Islam.

Aku mengajukan beberapa pertanyaan kepada temanku itu. Setiap pertanyaanku selalu berhasil mereka jawab. Semakin banyak yang kupelajari dan kuketahui, semakin bertambah pula keyakinanku akan kebenaran agama ini. Keputusan untuk memeluk agama ini pun datang begitu cepat, hanya dalam empat bulan saja. Namun hal itu tidak mudah.

Tentu tidak mudah mengganti identitas diri yang seumur hidup telah kupegang. Bukan karena aku tidak mau, tapi karena orang-orang telah mengenalku dengan identitas tersebut. Sulit bagiku untuk meyakinkan mereka bahwa cara pandangku, cara interaksiku (antara laki-laki dan perempuan, dll.), penampilanku, dll. akan berubah secara total.

Aku telah menekuni dunia modeling sejak masih sangat muda, saat usiaku 14 tahun. Dan entah bagaimana, aku mencintai dunia tersebut. Aku suka jadi pusat perhatian, menyukai kompetisi, kegelamoran, dan tata rias. Dengan segala pencapaian dan kesuksesanku di bidang itu, entah mengapa aku merasa ada yang salah. Ada sesuatu yang hilang, tapi aku tidak mampu mengetahui dengan tepat perasaan itu. Aku tidak mengetahui apa yang membuatku merasa hampa. Namun tidak lama kemudian aku sudah merasakan ketenangan dan kedamaian dengan kondisiku sekarang ini sebagai seorang muslimah.

Memeluk Islam

Aku telah mempertimbangkan beberapa opsi untuk diriku. Aku ingat kala itu aku sedang mengenakan toga wisudaku, lalu aku berkata pada diriku sendiri “Apa yang akan kulakukan setelah ini?”

Lalu di hari berikutnya, aku mengunjungi temanku dan kucurahkan semua kegelisahanku kepadanya. Saat aku hendak pulang, ia menutup nasihatnya dengan mengatakan, “Jangan khawatir Maria, ingatlah apa yang telah engkau lalui dan kemana engkau akan menuju. Tuhan pasti akan membimbingmu dengan cahaya hidayah-Nya”.

Saat ia menyelesaikan kalimatnya, aku membuka pintu meninggalkan rumahnya. Saat kubuka pintu, sinar matahari yang begitu kuat menerangiku. Aku mengartikan hal itu sebagai jawaban dari kegelisahanku. Saat itu juga kuputuskan untuk memeluk Islam. Di tempat itu, saat itu juga.

Reaksi Keluarga dan Teman

Sebagaimana prediksiku, kedua orang tuaku terkejut dengan apa yang telah terjadi padaku. Mereka tidak bisa memahami mengapa aku mengambil keputusan demikian. Namun mereka berusaha menenangkan diri untuk tidak berlebihan menyikapi hal itu.

Setelah beberapa tahun, akhirnya orang tuaku mulai memahami dan menerima kenyataan tentang diriku. Ketika mereka memasak daging babi, maka ibuku membuatkan menu khusus untukku. Ia juga selalu memberitahuku untuk mengenakan hijab di rumah, apabila ada tamu yang berkunjung.

Selain itu, ajaran Islam juga membuatku semakin patuh kepada kedua orang tuaku. Aku mulai mengerti dan menghargai kerja keras mereka sebagai generasi pertama orang Puerto Rico yang hijrah ke Amerika.

Teman-temanku banyak yang membujukku untuk berubah pendirian dari Islam. Namun aku selalu memohon istiqomah kepada Allah. Dan Allah pun menolongku. Aku tidak menyesal dan –insya Allah- tidak pernah merasa menyesal dengan pilihanku ini.

Aku merasa muak dengan kehidupanku sebelumnya. Dan saat ini, aku benar-benar telah menemukan kedamaian. Alhamdulillah, aku memiliki kesempatan dan aku telah memilih dan memanfaatkan kesempatan tersebut.

Islam membuatku menjadi pribadi yang rendah hati. Aku merasa lebih sederhan dan kesucianku lebih terjaga.

(fath/kisahmuslim.com/arrahmah.com/1001-Kisah Islami.com)

Maria Ester Roman: Aku Menemukan Kedamaian Dalam Islam

Apa yang kualami saat ini berawal ketika aku masih berusia 20 tahun. Saat itu aku masih menyandang status sebagai mahasiswi. Aku mendengar ...

Thursday, January 26, 2017

Anugerah yang hebat ini ternyata pernah dilakukan oleh seseorang yang pernah hidup di muka bumi. Batu begitu besarnya bisa hancur lebur hanya dengan tiga kali pukul saja.

Kisah ini terjadi pada masa Rasulullah SAW masih hidup. Tepatnya pada masa perang Khandaq. Untuk melindungi kaum muslimin, maka ada perintah dari Rasulullah SAW untuk membuat parit.

Parit tersebut segera dikerjakan oleh kaum muslimin dengan cara kerja gotong-royong. Nah, ketika sedang menggali parit inilah kaum muslimin mendapati kesulitan.





Persis di tengah-tengah galian parit, rupanya ada sebuah batu besar yang menghalagi penggalian. Satu persatu umat Islam mencoba untuk menghancurkan batu besar tersebut.

Namun hasilnya adalah nihil, tak bisa dipecahkan sama sekali. Kemudian kaum muslimin memberitahukan hal ini kepada Rasulullah SAW yang kala itu sedang memberti pengarahan kepada kaum muslimin lainnya.

"Ya Rasulullah, ada sebuah batu besar yang menghalangi kerja kami, " kata seorang kaum muslimin.


Mendengar penuturan tersebut, kemudian Rasulullah SAW turun ke dalam parit dan melakukan pukulan sebanyak tiga kali pukulan kepada batu besar tersebut dengan menggunakan sebuah pangkur atau sejenis cangkul.

Pada pukulan pertama, semua orang melongo karena batu besar sebesar kerbau tadi terpecah menjadi sepertiga bagian.
"Alhamdulillah, kunci-kunci Syria telah diberikan kepadaku, "ucap Rasulullah SAW pada pukulan pertama.






Kemudian dipukullah lagi batu besar tersebut untuk yang kedua kalinya. Dengan pukulan yang kedua ini, maka terpecahlah batu tersebut menjadi berkeping-keping.
"Alhamdulillah, kunci-kunci Persia telah diberikan kepadaku. Demi Allah, aku melihat istana putih madani, "tutur Rasulullah SAW.

Kemudian Rasulullah SAW memukul lagi untuk yang ketiga. Pada kali ini, kepingan-kepingan batu menjadi hancur lebur.
"Alhamdulillah, aku telah diberikan kunci-kunci Yaman. Demi Allah, aku sekarang dapat melihat gerbang Sana'a, "kata Rasulullah SAW.

Subhanallah...
Suatu mukjizat yang tiada tara diberikan kepada junjungan kita, Rasulullah SAW.

Batu Hancur Jadi Debu Hanya Dengan Tiga Kali Pukulan

Anugerah yang hebat ini ternyata pernah dilakukan oleh seseorang yang pernah hidup di muka bumi. Batu begitu besarnya bisa hancur lebur hany...

Wednesday, January 18, 2017

Kisah islamiah memang teladan yang baik untuk semua umur. Kali ini ada sebuah kisah singkat bagaimana seorang Imam Syafi'i begitu dalamnya memiliki rasa hormat kepada gurunya.

Imam Syafi'i ini nama sebenarnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i al-Muththalibi al-Qurasyi merupakan pendiri madzhab Syafi'i.


Dikisahkan, ketika itu Imam Syafi'i sedang mengajar santri-santrinya di kelas. Namun tiba-tiba saja beliau dikejutkan dengan kedatangan seorang pria yang berpakaian lusuh, kumal dan kotor.



Seketika itu juga, Imam Syafi'i mendekati dan kemudian memeluknya.

Para sanrti kaget bukan kepalang, rasa heran melihat pemandangan tersebut, dimana gurunya telah memeluk orang berpakaian kumal serta lusuh tersebut.

Salah seorang santri Imam Syafi'i bertanya,
"Siapakah dia wahai guru, sampai engkau memeluknya erat-erat. Padahal ia kumuh, kotor serta menjijikkan?"




Imam Syafi'i menjawab,
"Beliau adalah guruku. Ia telah mengajariku tentang perbedaan antara anjing yang cukup umur dengan anjing yang kecil. Pengetahuan itulah yang membuatku bisa menulis buku fiqih ini."

Sungguh mulia akhlak Imam Syafi'i tersebut. Beliau sangat menghormati semua guru-gurunya, meskipun gurunya tersebut berasal dari kalangan rakyat biasa.

Subhanallah...

Cara Imam Syafi'i Hormat Kepada Gurunya

Kisah islamiah memang teladan yang baik untuk semua umur. Kali ini ada sebuah kisah singkat bagaimana seorang Imam Syafi'i begitu dalamn...

Friday, January 13, 2017

Assalamu'alaikum wr.wb.
Pada kesempatan malam ini, blog kisah teladan islami akan mengambil tema tentang dialog, dan kali ini adalah dialog antara Malaikat dan seorang pengusaha.
Bagaimana dialog serta kisahnya bisa di simak di bawah ini.

Malaikat Maut

Kisahnya.
Ada seorang pengusaha sukses terjatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke, sudah 7 malam dirawat di RS di ruang ICU. Di saat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia roh seorang Malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya. Malaikat memulai pembicaraan,

"Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia."
"Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang ..." kata si pengusaha ini dengan yakinnya.

Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.
Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya, dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah pulih? Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang, jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit."

Dengan lembut si Malaikat berkata,
"aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu, sementara waktumu tinggal 60 menit lagi, rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu."

Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si Malaikat menunjukkan layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil, putra-putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka.

Malaikat berkata,
"Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua, itu karena doa istrimu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu."



Istri Pengusaha Berdoa.
Kembali terlihat di mana si istri sedang berdoa jam 2:00 dini hari,
"Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik. Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya, dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar di hadapanMu. Tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami, mereka masih membutuhkan seorang ayah dan hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri."

Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tapi air matanya semakin deras mengalir di pipinya yang kelihatan tirus karena kurang istirahat.
Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini . . . timbul penyesalan bahwa selama ini dia bukanlah suami yang baik dan ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya, dan malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.

Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi, melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini, penyesalan yang luar biasa tapi waktunya sudah terlambat. Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang.

Dengan setengah bergumam dia bertanya,
"Apakah di antara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yang berdoa buatku?"

Jawab si Malaikat,
"Ada beberapa yang berdoa buatmu tapi mereka tidak tulus, bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini, itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik, bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah."

Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia, tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.

Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit dan si istri yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.

Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata,
"Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu. Kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00."

Dengan terheran-heran dan tidak percaya,si pengusaha bertanya siapakah yang 47 orang itu. Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.

"Bukankah itu Panti Asuhan?" kata si pengusaha pelan.
"Benar, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu, walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri."




"Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU, setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu, pria yang pernah menolong mereka dan akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu."

Sahabatku, cerita ini hanyalah sebuah gambaran agar kita lebih instropeksi diri. Saya membayangkan ketika diri saya mati nanti, apakah orang disekeliling saya akan kehilangan, atau sebaliknya mereka mengabaikan atas kematian saya, atau yang paling parah apakah mereka bersyukur malah?

Mari sahabatku, mumpung kita masih diberi umur, lakukanlah yang terbaik untuk orang-orang di sekitar kita, kaena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya.

Dan satu lagi, janganlah kita meremehkan sedekah, sesuai cerita diatas, justru sedekahnya yang menyelamatkan pengusaha tersebut.

Akhirnya, admin mengucapkan selamat menyambut tahun baru 2013, isilah malam tahun baru ini dengan kebaikan sahabatku.
Semoga bermanfaat.

Dialog Malaikat dan Pengusaha

Assalamu'alaikum wr.wb. Pada kesempatan malam ini, blog kisah teladan islami akan mengambil tema tentang dialog, dan kali ini adalah dia...

Wednesday, January 11, 2017

Amanah artinya adalah dapat dipercaya. Amanah itu juga berarti pesan yang dititipkan dapat disampaikan kepada orang yang berhak. Amanah yang wajib ditunaikan oleh setiap orang adalah hak-hak Allah SWT.

Amanah ini sangat berkaitan dengan tanggungjawab. Dan biasanya orang yang menjaga amanah adalah orang yang bertanggungjawab, dan begitu pula sebaliknya.

Di bawah ini ada suatu kisah yang mengingatkan kepada kita akan pentingnya menunaikan amanah. Kisah teladan ini ditulis oleh Muhammad Sa'id Mursi dan Qasim Abdullah Ibrahim dalam kisah teladan tokoh besar.

Kisahnya.

Pada zaman dahulu ada orang yang bernama Muhammad Ibnu al-Munkadir yang memiliki toko busana berbagai jenis gaun yang harganya mahal, mulai dari yang lima dirham hingga sepuluh dirham.

Nah, suatu ketika, Muhammad Ibnu al-Munkadir pulang ke rumah. Toko dijaga oleh pelayannya. Saat ada konsumen toko yang mau membeli gaun yang sebenarnya harganya lima dirham, pelayan itu malah menjualnya dengan harga sepuluh dirham.
Ketika hal tersebut diketahui oleh Muhammad Ibnu al-Munkadir, ia segera mencari si pembeli sampai waktu yang lumayan lama. Ketika sudah bertemu, Muhammad Ibnu al-Munkadir berkata,
"Pelayanku telah salah jual. Ia telah menjual baju kepada Anda seharga sepuluh dirham, padahal harganya cuma lima dirham."

Si pembeli berkata,
"Tidak apa-apa Tuan, saya ikhlas kok."

Muhammad Ibnu al-Munkadir menjawabnya,
"Ya, Anda rela. Akan tetapi aku tidak rela sampai kita sama-sama rela. Anda pilih salah satu dari tiga usulan. Anda ambil baju yang senilai sepuluh dirham, atau kembalikan uang yang lima dirham itu atau Anda kembalikan baju kami dan Anda akan menerima dirham milik Anda."



Lelaki itu menimpali,
"Kembalikan kembalian lima dirham milikku saja."

Muhammad Ibnu al-Munkadir segera memberikan lima dirham milik lelaki itu kemudian segera pulang. Si pembeli itu bertanya-tanya dalam hati,
"Siapakah orang tadi ya?"

Setelah bertanya ke orang-orang...
"Ia adalah Muhammad Ibnu al-Munkadir."




Lelaki pembeli itu kemudian berkata,
"Laa ilaaha illallah....orang inilah yang kami cari-cari di padang sahara sana bila kami kelaparan."

Subhanallah....
Masih adakah orang seperti beliau di zaman serba modern ini...?
Wallahu A'lam...

Contoh Kisah Sifat Amanah Dalam Jual Beli

Amanah artinya adalah dapat dipercaya. Amanah itu juga berarti pesan yang dititipkan dapat disampaikan kepada orang yang berhak. Amanah yang...

Wednesday, January 4, 2017


Cinta Nabi. Kalimat sederhana yang begitu dalam maknanya. Dua kata yang bisa membuat orang menebusnya dengan dunia dan seisinya. Karena memang demikianlah hakikinya. Nabi Muhammad ﷺ wajib lebih dicintai dari orang tua, istri, anak, dan siapapun juga.

Flashdisk Yufid.TV
Namun, kecintaan kepada Nabi Muhammad ﷺ bukanlah sesuatu yang bebas ekspresi. Tetap ada aturan yang indah dan elegan. Tidak boleh berlebihan dan juga menyepelekan. Tidak boleh mengada-ada. Karena beliau begitu mulia untuk dipuja dengan sesuatu yang bukan dari ajarannya.

Allah ﷻ berfirman,

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS:An-Nisaa | Ayat: 69).

Imam al-Baghawi rahimahullah dalam tafsirnya mengatakan, “Ayat ini turun terkait dengan kisah Tsauban bin Bujdad radhiallahu ‘anhu bekas budak Rasulullah ﷺ. Ia sangat mencintai Nabi ﷺ. Suatu hari ia menemui Nabi ﷺ, rona wajahnya berbeda. Menyiratkan kekhawatiran dan rasa sedih yang bergemuruh.

Rasulullah ﷺ bertanya, ‘Apa yang membuat raut wajahmu berbeda (dari biasa)’?

‘Aku tidak sedang sakit atau kurang enak badan. Aku hanya berpikir, jika tak melihatmu, aku sangat takut berpisah denganmu. Perasaan itu tetap ada, hingga aku melihatmu. Kemudian aku teringat akhirat. Aku takut kalau aku tak berjumpa denganmu. Karena engkau di kedudukan tinggi bersama para nabi. Dan aku, seandainya masuk surga, aku berada di tingkatan yang lebih rendah darimu. Seandainya aku tidak masuk surga, maka aku takkan melihatmu selamanya’, kata Tsauban radhiallahu ‘anhu.

Kemudian Allah ﷻ menurunkan ayat ini.

Mereka Yang Mencintai Nabi

Suatu hari, Abdullah bin Zaid radhiallahu ‘anhu, sedang berkebun di perkebunannya. Kemudian anaknya datang, mengabarkan kalau Nabi ﷺ telah wafat. Ia berucap,

اللهم أذهب بصري تى لا أرى بعد حبيبي محمدًا أحدًا

“Ya Allah, hilangkanlah penglihatanku. Sehingga aku tidak melihat seorang pun setelah kekasihku, Muhammad.” Ia katupkan dua tapak tangannya ke wajah. Dan Allah ﷻ mengabulkan doanya (Syarah az-Zarqani ‘ala al-Mawahib ad-Diniyah bi al-Manhi al-Muhammadiyah, Juz: 8 Hal: 84).

Tak ada pemandangan yang lebih indah bagi para sahabat melebihi memandang wajah Rasulullah ﷺ. Abdullah bin Zaid ingin, pandangan terakhirnya adalah wajah Nabi. Saat memejamkan mata, ia tak ingin ada bayangan lain di benaknya. Ia hanya ingin muncul wajah yang mulia itu.

Bilal radhillahu ‘anhu, seorang sahabat dari Habasyah. Muadzin Rasulullah ﷺ. Cintanya pada sang Nabi terus bertumbuh hingga maut datang padanya. Sadar akan kehilangan Bilal, keluarganya bersedih dan mengatakan, “Betapa besar musibah”!

Bilal menanggapi, “Betapa bahagia! Esok aku berjumpa dengan kekasih; Muhammad dan sahabat-sahabatnya.” (Rajulun Yatazawwaju al-Mar-ata walahu Ghairuha, No: 285)

Cinta sahabat Nabi telah membuat kita malu. Cinta mereka begitu tulus. Tak jarang cinta kita hanya mengaku-ngaku.

Al-Hawari, Abdullah bin Zubair. Apabila ada yang menyebut Nabi ﷺ di sisi Abdullah bin Zubair radhiallahu ‘anhu, ia menangis tersedu, hingga matanya tak mampu lagi meneteskan rindu dan kesedihan (asy-Syifa bi Ta’rifi Huquq al-Musthafa, Hal: 402).

Demikian juga dengan sahabiyat (sahabat wanita). Cinta mereka kepada Rasululllah ﷺ tak kalah hebatnya dari sahabat laki-laki. Ada seorang wanita Anshar; ayah, suami, saudara laki-lakinya gugur di medan Perang Uhud. Bayangkan! Bagaimana perasaan seorang wanita kehilangan ayah, tempat ia mengadu. Kehilangan suami, tulang punggung keluarga dan tempat berbagi. Dan saudara laki-laki yang melindungi. Ditambah, ketiganya pergi secara bersamaan. Alangkah sedih keadaannya.

Mendengar tiga orang kerabatnya gugur, sahabiyah ini bertanya, “Apa yang terjadi dengan Rasulullah ﷺ”?

Orang-orang menjawab, “Beliau dalam keadaan baik.”

Wanita Anshar itu memuji Allah dan mengatakan, “Izinkan aku melihat beliau.” Saat melihatnya ia berucap,

كل مصيبة بعدك جلل يا رسول الله

“Semua musibah (selain yang menimpamu) adalah ringan, wahai Rasullah.” (Sirah Ibnu Hisyam, Juz: 3 Hal: 43).

Maksudnya apabila musibah itu menimpamu; kematian dll. Itulah musibah yang berat.

Amr bin al-Ash radhiallahu ‘anhu mengatakan, “Taka da seorang pun yang lebih aku cintai melebih Rasulullah. Dan tak ada seorang pun yang lebih mulia bagiku selain dirinya. Aku tidak pernah menyorotkan penuh pandanganku padanya, karena begitu menghormatinya. Sampai-sampai jika aku ditanya, tentang perawakannya, aku tak mampu menggambarkannya. Karena mataku tak pernah memandangnya dengan pandangan utuh.” (Riwayat Muslim dalam Kitab al-Iman No: 121).

Sebagaimana kita saksikan, seorang pengawal kerajaan menundukkan wajahnya ketika berbicara dengan sang raja. Karena menghormati dan memuliakan rajanya. Amr bin al-Ash lebih-lebih lagi dalam memuliakan dan mengagungkan Nabi ﷺ.

Adakah pengagungan yang lebih hebat dan lebih luar biasa. Selain pengagungan para sahabat Nabi Muhammad ﷺ terhadap beliau?

Cinta Nabi Harus Mencintai Sahabatnya

Mencintai Nabi ﷺ berkonsekuensi mencintai sahabatnya. Abdullah bin al-Mubarak mengatakan, “Ada dua jalan, siapa yang berada di atasnya, ia selamat. Ash-shidqu (jujur) dan mencintai sahabat Muhammad ﷺ.” (asy-Syifa bi Ta’rifi Huquq al-Musthafa, Hal: 413).

Ayyub as-Sikhtiyani rahimahullah (tokoh tabi’in) mengatakan, “Siapa yang mencintai Abu Bakar, ia telah menegakkan agama. Siapa yang mencintai Umar, ia telah memperjelas tujuan. Siapa yang mencintai Utsman, ia telah meminta penerangan dengan cahaya Allah. Dan siapa yang mencintai Ali, ia telah mengambil tali yang kokoh. Siapa bagus sikapnya terhadap sahabat Muhammad ﷺ, ia telah berlepas diri dari kemunafikan. Siapa yang merendahkan salah seorang dari mereka, ia adalah seorang ahli bid’ah yang menyelisihi Sunnah dan salaf ash-shaleh. Aku khawatir amalnya tidak naik ke langit (tidak diterima), hingga ia mencintai semua sahabat. Dan hatinya bersih terhadap mereka.” (ats-Tiqat oleh Ibnu Hibban No:680).

Mencintai Rasulullah ﷺ adalah kedudukan mulia. Umat Islam berlomba-lomba mencintai beliau. Kecintaan kepada beliau menguatkan hati. Gizi bagi ruh. Dan penyejuk jiwa. Mencintai beliau adalah cahaya. Tak ada kehidupan bagi hati kecuali dengan mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Kita melihat orang-orang yang cinta nabi, mata mereka berbinar bahagia. Jiwa mereka syahdu. Hati mereka tenang. Mereka menikmati rasa cinta itu. mereka menjadi mulia di dunia dan berbahagia di akhirat. Mereka tahu bagaimana rasa yang namanya bahagia itu. Keadaan sebaliknya bagi mereka yang tidak mencintai Nabi. Mereka merasakan kegundahan. Jiwa yang hampa. Perasaan yang sakit. Dan rugi.

Dalam Zadul Ma’ad, Ibnul Qayyim rahimahullah, mengatakan, “Maksudnya adalah sekadar mana seseorang mengikuti Rasul. Setingkat itu pula kadar kemuliaan dan pertolongan. Sebatas itu pula kualitas hidayah, kemenangan, dan kesuksesan. Allah ﷻ memberi hubungan sebab-akibat, kebahagiaan di dunia dan akhirat adalah dengan mengikuti Nabi. Dia menjadikan kesengsaraan di dunia dan akhirat bagi yang menyelisihi sang Nabi. Mengikutinya adalah petunjuk, keamanan, kemenangan, kemuliaan, kecukupan, kenikmatan. Mengikutinya adalah kekuasaan, teguh di atasnya, kebaikan hidup di dunia dan akhirat. Menyelisihinya adalah kehinaan, ketakutan, kesesatan, kesengsaraan di dunia dan akhirat.”

Renungan

Setelah mengetahui bagaimana hebatnya cinta dan pengagungan para sahabat terhadap Rasulullah ﷺ, tentunya kita semakin bersemangat untuk meneladani cara mereka mencintai Nabi. Cara yang tidak berlebihan dan tidak menyepelekan. Cara mereka mencintai diridhai oleh Nabi.

Mereka menangis, tidak berani menyorotkan pandangan, bahagia dengan keselamatan beliau, dll. tapi mereka tak pernah melakukan perayaan maulid Nabi yang dianggap bukti cinta padanya. Mereka tak pernah merayakan suatu ‘amalan’ di hari kelahiran sang tauladan yang katanya adalah pengagungan.

Apakah kita yang belajar dari mereka cara mencintai Nabi ataukah sebaliknya?

Demikianlah kita anak-anak akhir zaman. Sering menyebut cinta, tapi kita tak tahu apa artinya mencintai. Akhirnya, semakin marak perayaan, umat tak kunjung juga mengkaji hadits-hadits Nabi. Lihatlah sekitar kita sebagai renungan dan bukti.

Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com


Merekalah Orang-orang Yang Mencintai Nabi

Cinta Nabi. Kalimat sederhana yang begitu dalam maknanya. Dua kata yang bisa membuat orang menebusnya dengan dunia dan seisinya. Karena mema...

 

Tekno Ilmu © 2015 - Blogger Templates Designed by Templateism.com, Plugins By MyBloggerLab.com